PUBLIKASI HASIL ANALISIS DATA PENGUKURAN STUNTING KOTA BATAM TAHUN 2021
2 min readDengan ditetapkannya Kota Batam sebagai salah satu lokus stunting pada tahun 2021, maka Walikota Batam menindak lanjuti dengan menetapkan surat Keputusan Walikota Batam Nomor KPTS 116 /HK/II/2021 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Anak Kerdil (Stunting) Kota Batam yang diketuai oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dan Lokus Stunting ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Walikota Batam KPTS 163/HK/III/2021 sebagai tindak lanjut dari hasil Rembug Sunting pada tanggal 12 April 2021 dengan menetapkan 21 lokus stunting di tahun 2021.
Prevalensi stunting di Kecamatan Belakang Padang tahun 2020 cukup tinggi 16,8 % dibanding rata-rata Kota Batam yakni 7,21% dan tahun 2021 menurun menjadi 1,9%
Dari grafik terlihat penurunan persentase balita stunting di Kota Batam di hampir semua wilayah kerja Puskesmas dan Kecamatan di Kota Batam . Ini menunjukkan bahwa konvergensi program/intervensi dalam upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menurunkan persentase angka stunting di Kota Batam,
A.Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian
Berdasar pemantauan terhadap indikator yang dapat mempengaruhi stunting, ditemukan bahwa masih ada indikator yang belum mencapai 100 %, seperti Cakupan kehadiran di posyandu, Cakupan anak 6-59 bulan yang memperoleh Vit A, Cakupan remaja putri mendapatkan TTD, Cakupan kelas ibu hamil (ibu mengikuti konseling gizi dan kesehatan), Cakupan rumah tangga yang menggunakan sanitasi layak, Cakupan orang tua yang mengikuti kelas parenting, Cakupan anak usia 2-6 tahun terdaftar (peserta didik) di PAUD.
B. Perilaku Kunci Rumah Tangga 1000 HPK Yang masih Bermasalah
Gambaran umum yang diperoleh adalah belum optimalnya kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil melakukan pemeriksaan secara rutin kehamilannya, pola asuh balita masih kurang hal ini terlihat cakupan Inisiasi Menyusu Dini masih dibawah 50% demikian juga dengan Pemberian ASI Ekslusif masih dibawah 70%.
C. Kelompok Sasaran Beresiko
Stunting merupakan masalah gizi kronis sebagai akibat rendahnya intake asupan zat gizi mikro nutrient dan protein pada Trimester pertama kehidupan, Untuk itu pada awal kelompok berisiko yang perlu mendapatkan perhatian antara lain remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bayi, dan baduta. Remaja putri perlu disiapkan untuk menjadi calon pengantin pada usia idealnya, sehingga saat hamil dapat menjadi ibu hamil yang sehat, dan bayi yang akan dilahirkan dapat lahir dengan selamat, sehat, dan cerdas